Filsafat Pendidikan 7c PGSD "Siapakah Saya"

                     "Siapakah Saya?? "


Mungkin setiap orang pernah memimikirkan pertanyaan seperti di atas,entah kapan, dan berapa kali. 
Seperti saya sendiri. Setelah terlintas pertanyaan seperti itu, pasti muncul pertamyaan yang lain, seperti :kenapa saya ada di dunia ini, kenapa saya diciptakan oleh Allah SWT, bagaimana orang lain menilai saya,sama kah penilaian saya dan orang lain terhadap diri saya sendiri, sudahkah saya bertindak benar. Memang pertanyaan yang sepele menurut saya. Namun hal itu sangat berpengaruh terhadap hidup saya dan juga orang-orang terdekat saya bahkan orang yang baru kenal dengan saya. Memang, sebelum kita mengenal dan menilai orang lain,kita harus terlebih dulu mengenal siapa kah kita. 
Bisa dibilang mudah-mudah sulit untuk mengenali diri sendiri. Hal yang bisa dilakukan adalah mencoba untuk memahami apa yang kita butuhkan dengan memperhatikan orang lain, yaitu kita mencari suatu hal sebagai kebutuhan kita namun dengan tidak mengganggu orang lain atau bahkan mengambil kebutuhan yang seharusnya untuk orang lain. Dengan hal yang seperti itu kita akan mengenali dengan perlahan siapakah diri kita. 
Sebelum kita mengenali diri kita sendiri, kita harus mengetahui fungsi kita diciptakan oleh Allah dan mengapa kita ada di dunia. Manusia sebagai ciptaan Allah bertujuan untuk beribadah kepada-Nya dengn melakukan perbuatan-perbuatan yangl  diperintahkan Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. 

     Didalam setiap manusia terdapat 4 hal,yaitu :

·        Dzat : Esensi pokok dari diri manusia 
·        Sifat : Subtansi 
·        Asma :  Realitas
·        Af’al : Aksi atau tindakan


Oleh sebabnya bisa dikatakan raga jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan secara fisik,namun sebenarnya jasmani dan rohani dapat dipisahkan secara psikis. Dalam pemahaman orang awam yang belum mengerti benar tentang ilmu terkadang sering keliru dalam mengartikan suatu ilmu seperti halnya yang kadang sering dijumpai seperti sirotol mustaqim,oranng awam menganggap pengertianya adalah "jalan yang lurus" padahal berbeda pengertianya yaitu sirotol (jalan) dan yang mustaqim (istiqomah/ ajek / tidak berubah-ubah).

Dalam pernyataannya Ki Hajar Dewantara atau yang sering kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, menurutnya Manusia merupakan  sebagai titah Tuhan  yang sebenarnya juga dititipi Asma-asma-Nya. Allah tidak perlu dikenal secara langsung namun Allah bisa dikenali mahklukNya dengan menciptakan sesuatu, menciptakan alam semesta dan beserta isinya.  Manusia itu mahkluk yang dibangun dari realitas yang ada. Adapun adanya realitas, baik dan buruknya itu bergantung diri manusia sendiri yang mengelolanya.

Berangkat dari keyakinan masing masing citra Allah hadir dalam setiap gerakan manusia. Oleh sebabnya Allah juga bisa dianggap sebagai dzat yang tidak dapat diserupai oleh siapa pun yang bahkan manusia yang dianggap ciptaan-Nya yang paling sempurna. 
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjadi kholifah di bumi. Akan tetapi manusia juga memiliki kekurangan, tak jarang mereka juga melatarbelakangi tindakannya dengan tidak jujur dan berdusta dan juga beberapa perilaku-perilaku yang kurang baik. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dari pernyataan Manusia sebagai titah Allah karena kehadiran Allah ditakdirkan melalui asma – asma-Nya. Maka Asma yang dimaksutkan disini ialah tindakan-tindakan yang tercipta atas perilaku yang dilakukan. Oleh karenanya sebenarnya manusia sudah dititipi sifat-sifat Allah sejak lahir hanya saja hanya saja frekuensi atau tingkat kekuatanya jauh berbeda dengan milik Allah, sebagai contoh apabila manusia punya sifat sabar dan asmannya menjadi penyabar, tindakannya yaitu bersabar.

Komentar

Postingan Populer